#Kejutan
di Siang Hari
“Korce,
lagi-lagi kau harus turuti apa yang aku perintahkan oke” muka yang bersahabat
itu muncul juga. Muka yang penuh dengan perasaan menganyomi layaknya seorang
bapak kepada anaknya tercinta. “aku tidak marah, santai saja, asalkan ketika
aku suruh, kau langsung turuti saja, contoh itu HJK, dia tanpa banyak bicara,
langsung mengikuti apa yang aku suruh”. HJK nampak tersenyum melihat namanya
dibandingkan dengan kakaknya.
Korce
lagi-lagi melipat mukanya, ia tak tahu harus ditaruh dimana mukanya tersebut. Sudah
disindir, disudutkan, dibandingkan lagi. “ya, ya nanti aku tidak akan
mengulanginya lagi”. HJK hanya tersenyum melihat Korce disudutkan oleh Luvius.
Senyum
persahabatan kembali terpancar dari muka Luvius, dia menegak beberapa tegukan
minuman yang dia pesannya. Perjalanan jauh telah membuat 3 bersaudara ini
kelelahan. “sebelum kita melanjutkan perjalanan, aku mau bercerita terlebih
dahulu, oke, kalian pasti mau mendengarnya?”. Senyum-senyuman licik itu
merupakan tawaran dari Luvius untuk kedua saudaranya. Korce masih saja terlihat
masam mendengarnya, dia hanya menatap minuman yang ia pesan, segelas jeruk
dingin dengan es yang hampir memenuhi setengah gelas. Entah karena sudah merasa
dipojokkan oleh Luvius, atau memang merasa tidak peduli. Raut muka yang berbeda
ditunjukkan oleh HJK, ia bersemangat ingin mendengarkan cerita sang kakak.
Wajah kekanak-kanakannya selalu saja membuat perjalanan berat ini terasa
ringan.
“sepertinya
Korce tak mendengar ceritanya, ya sudah sekarang kita lanjutkan perjalanannya”.
Kali ini senyuman licik itu pun tampak lebih licik lagi. HJK langsung mengaduh
dan langsung memberikan isyarat kepada Korce